Langsung ke konten utama

Karakteristik dan Perbedaan Individu Peserta Didik Pada Usia Sekolah Menegah (remaja) Ditinjau dari Berbagai Faktor


Nama               : Putri Awalia Rizkia
Nim                 : 1901105100
Kelas               : Psikologi Belajar Matematika 2B

Karakteristik dan Perbedaan Individu Peserta Didik Pada Usia Sekolah Menegah (remaja) Ditinjau dari Berbagai Faktor

MASA REMAJA : Sebuah Transisi Perkembangan
Dalam masyarakat industrial modern perjalanan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa ditandai dengan oleh periode tradisional panjang yang dikenal dengan masa remaja. Masa remaja secara umum dianggap dimulai dengan pubertas, proses yang mengarah kepada kematangan seksual, atau fertilitas- kemampuan untuk bereproduksi. Masa remaja dimulai pada usia 11 atau 12 sampai masa remaja akhir atau awal usia dua puluhan, dan masa tersebut membawa perubahan besar saling bertautan dalam semua ranah perkembangan.
Masa remaja merupakan konstruksi sosial. Sebelum abad kedua puluh, tidak ada konsep masa remaja; anak-anak dalam kultur Barat memasuki dunia masa dewasa ketika mereka matang secara fisik atau ketika mereka mulai bekerja magang. Proses memasuki masa dewasa pada saat ini memakan waktu yang lebih lama dan lebih rumit. Pubertas dimulai lebih awal dari yang pernah ada; dan proses untuk bekerja cenderung terjadi lebih lama, karena masyarakat yang kompleks menuntut periode pendidikan dan pelatihan pekerjaan yang lebih lama sebelum orang dewasa muda dapat mengemban tanggung jawab orang dewasa.
Dengan menggunakan definisi sosiologis, orang dapat menyatakan diri mereka orang dewasa ketika mereka mandiri atau telah memiliki karier, menikah atau membentuk hubungan signifikan, atau memulai sebuah keluarga. Adapula definisi psikologis akan hal ini. Kematangan kognitif sering kali dianggap bertepatan dengan kemampuan berpikir abstrak. Kematangan emosional dapat bergantung kepada pencapaian seperti menemukan jatidiri, independen dari orang tua, mengembangkan system nilai, dan membentuk hubungan.
Masa remaja awal sekitar usia 11-12 sampai 14 tahun, transisi keluar dari masa anak-anak, menawarkan peluang untuk tumbuh-bukan hanya dalam dimensi fisik, tetapi juga dalam kompetensi kognitif dan sosial. Otonomi, harga diri, dan intimasi. Periode ini juga amat beresiko. Sebagian anak anak muda kesulitan menangani begitu banyak perubahan yang terjadi dalam satu waktu dan mungkin membutuhkan bantuan untuk menghadapi bahaya disepanjang jalan. Masa remaja adalah waktu meningkatnya perbedaan diantara anak muda mayoritas, yang diarahkan untuk mengisi masa dewasa dan menjadikannya produktif, dan minoritas (sekitar satu dari lima) yang akan berhadapan dengan masalah besar (Of-fer, 1987;Offer & Schonert-Reichl, 1992)
Remaja AS, pada saat ini menghadapi bahaya yang lebih besar dibandingkan rekan mereka dari generasi yang lebih awal (Petersen,1993;Takanishi,1993). Di antara bahaya ini adalah kehamilan dan kelahiran dini dan tingginya tingkat kematian dari kecelakaan, pembunuhan dan bunuh diri( Anderson, 2002;National Center For Health Statistics [NCHS]2001). Pola perilaku yang memberikan kontribusi terhadap hal ini adalah mabuk-mabukan, penyalahgunaan obat terlarang, aktifitas seksual dan gangster, bermotor tanpa menggunakan helm, dan penggunaan senjata api, telah mulai terbentuk sejak dini dimasa remaja (Petersen,1993;Rivara&Grossman, 1996). Walaupun demikian, survey pemerintah menunjukan kecenderungan yang menggembirakan: penggunaan mariyuana dan rokok pada anak tingkat Sembilan sampai tingkat duabelas, perilaku seksual yang beresiko, membawa senjata, dan mengendarai mobil tanpa sabuk pengaman.
1.      Sifat – sifat remaja
Seperti halnya perkembangan yang berlangsung dimasa kanak-kanak, perkembangan dimasa remaja diwarnai oleh interaksi antara factor genetic, biologis, lingkungan, dan sosial. Selama kanak-kanak, Remaja menghabiskan ribuan jam untuk berinteraksi dengan orang tua, kawan-kawan, dan guru dan sekarang mereka dihadapkan dengan perubahan biologis yang dramatis, pengalaman baru, serta tugas perkembangan baru.
Pada masa ini mereka berbeda, interaksi dengan kawan lebih akrab, pada masa ini mereka juga mengalami pacaran maupun eksplorasi seksual dan bahkan mungkin hubungan seksual. Cara berpikir remaja lebih abstrak dan idealistic. Masa ini menurut Daniel Offer dan koleganya (1988) remaja memperlihatkan ciri diri yang sehat sedangkan pada tahun 1904 G. Stanley Hall mengajukan pandangan bahwa remaja adalah masa “badai dan stress”.
2.      Perubahan Fisik
·         PUBERTAS : Akhir Masa-masa Kanak- Kanak
Perubahan biologis pubertas, yang merupakan tanda akhir masa kanak-kanak, berakibat peningkatan pertumbuhan berat dan tinggi, perubahan dalam proporsi dan bentuk tubuh, dan pencapaian kematangan seksual. Perubahan fisik dramatis ini merupakan bagian dari proses kematangan panjang dan kompleks yang dimulai bahkan sebelum proses lahir, dan pencabangan psikologis mereka terus berlanjut sampai masa dewasa.
Bagaimana pubertas terjadi
Pubertas dimulai dengan peningkatan tajam pada produksi hormone seks. Pertama- tama, antara usia 5 dan 9 tahun, kelenjar adrenal mulai mengeluarkan androgen dalam jumlah besar, yang meminkan peran utama dalam pertumbuhan pubic, bulu ketiak, dan bulu muka. Beberapa tahun kemudian ovaris, dalam tubuh anak perempuan, meningkatkan produksi estrogen mereka, yang merangsang pertumbuhan alat kelamin wanita dan perkembangan payudara. Pada anak laki-laki, testis meningkatkan pembuatan androgen, khususnya testosterone, yang merangsang pertumbuhan alat kelamin pria, massa otot, dan rambut tubuh. Perempuan memiliki level estrogen yang lebih tinggi dan laki-laki memiliki adorgen yang lebih tinggi. Pada anak perempuan, testosterone memengaruhi pertumbuhan klitoris, begitu pula tulang dan rambut kemaluan serta rambut wajah.
Akumulasi leptin dalam aliran darah dapat menstimulasi hipotalamus, sebuah struktur didasar otak, untuk mengirimkan sinyal kepada kelenjar pituari terdekat, yang pada gilirannya memberikan sinyal kepada kelenjar seks untuk meningkatkan sekresi hormone mereka. Hal ini menjelaskan mengapa anak perempuan yang kelebihan berat badan akan memasuki pubertas lebih cepat dibandingkan anak perempuan yang kurus.
Beberapa riset menisbahkan emosi yang meninggi dan suasana hati pada awal masa remaja- sebagaimana yang ditampilkan dalam diary Anne- kepada perubahan hormonal. Walaupun demikian, pengaruh lain, seperti gender, usia, temperamen, dan waktu pubertas dapat melunnakan atau mengesampingkan pengaruh hormonal. Hormon tampaknya lebih berkaitan kepada suasana hati pada anak laki-laki ketimbang perempuan, dan terutama pada masa pubertas, yang masih menyesuaikan diri terhadap perubahan pubertal (Burchanan 1992).
Waktu, urutan, dan sinyal kedewasaan
Terdapat jangka waktu sekitar tujuh tahun bagi permulaan pubertas pada anak laki-laki maupun perempuan. Biasanya proses tersebut memakan waktu empat tahun terhadap kedua jenis kelamin tersebut dan mulai dua atau tiga tahun lebih awal pada anak perempuan.
Perubahan fisik dalam diri anak laki-laki maupun perempuan sepanjang masa pubertas termasuk ledakan pertumbuhan masa remaja, perkembangan rambut pubic, suara yang lebih dalam, dan pertumbuhan otot.
Karakteristik perempuan
Usia kemunculan pertama
Tumbuh payudara
6-13
Tumbuh rambut pubic
6-14
Pertumbuhan tubuh
9,5-14,5
Menarche
10-16,5
Rambut ketiak
Sekitar 2 tahun setelah kemunculan rambut pubic
Peningkatan minyak atau keringan kelenjar produksi(yang dapat menyebabkan jerawat)
Sama waktunya sekitar kemunculan rambut ketiak
Karakteristik pria
Usia kemunculan pertama
Tumbuh testis, kantung scoratal
10-13,5
Tumbuh rambut pubic
12-16
Pertumbuhan badan
10,5-16
Pertumbuhan penis, kelenjar prostat, dan seminal visicle
11-14,5
Perubahan suara
Sama waktunya dengan pertumbuhan penis
Ejakulasi semen (mani) pertama
Sekitar setahun setelah pertumbuhan penis
Rambut wajah dan ketiak
Sekitar dua tahun setelah rambut pubic tumbuh
Peningkatan minyak dan keringat kelenjar produksi(yang dapat menyebabkan jerawat)
Sama waktunya dengan kemunculan rambut ketiak

Secular trend
Berdasarkan sumber historis, para pakar pertumbuhan juga menemukan secular trend (kecenderungan yang merentang dari beberapa generasi) pada awal pubertas; seberapa pubertas mulai dan kapan seorang dewasa awal mencapai tinggi orang dewasa dan kematangan seksualitas.
Tren tersebut, yang juga meliputi peningkatan dalam tinggi dan berat badan orang dewasa, mulai sekitar 1000 tahun yang lalu dan telah terjadi di AS, Eropa Barat, dan Jepang. Penjelasan paling favorit mengenai hal ini adalah standar hidup yang tinggi. Anak yang lebih sehat, mendapatkan asupan yang lebih baik, dan diasuh dengan lebih baik lebih cepat matang dan tumbuh lebih besar. Karena itu, usia rata-rata kematangan seksual pada Negara industri lebih dini ketimbang pada Negara maju.
Di AS, usia rata-rata anak laki-laki memasuki pubertas adalah 12 tahun, tetapi anak laki-laki menunjukan perubahan pada usia sekitar 9 dan 16. Anak perempuan, rata-rata mulai menunjukan perubahan pubertal pada usia 8-10 tahun.
Sebagian anak perempuan mulai menunjukan putting susu dan rambut pubic pada usia sedini 6  tahun (bagi anak perempuan Afro-Amerika) atau 7 tahun (bagi anak perempuan kulit putih) dan paling lambat pada usia 14 tahun. Anak perempuan Afro Amerika yang lebih berat ketimbang anak perempuan kulit putih, memasuki pubertas setahun lebih awal (Ellis et al.,1997;Herman-Giddens,2001). Kelebihan berat badan diasosiasikan dengan pubertas dini, terutama pada anak perempuan kulit putih berusia 6-9 tahun. Satu tim riset menemukan hubungan antara pubertas dini wanita dan gen yang mengontrol gangguan hormone testosterone pada anak perempuan dapat memicu perkembangan payudara (Kadlubar et al, 2001).

·         Otak
Bersamaan dengan bagian-bagian tubuh lainnya, otak juga mengalami perkembangan di masa remaja. Di akhir masa remaja, seseorang memiliki koneksi neuro yang lebih sedikit, lebih selektif dan efektif dibandingkan masa kanak-kanak. Otak remaja juga mengalami perubahan struktur yang signifikan. Corpus callosum menebal sehingga meningkatkan kemampuan remaja dalam memproses informasi. Begitu pula dengan amygdala tempat emosi seperti rasa marah, berkembang lebih awal daripada korteks prefrontal. Meskipun korteks prefrontal menunjukkan perkembangan yang berarti di masa kanak-kanak, namun perkembangannya belum mapan di masa remaja.


Ledakan Perkembangan Masa Remaja
Dalam diary Anne Frank, dia membuat penisbahan yang menyedihkan terhadap perkembangan fisiknya-sepatu yang tidak lagi dapat dikenakannya dan rompi “yang begitu kecil sampai-sampai tak dapat mencapai perutku”(hlm. 71). Anne jelas berada dalam ledakan perkembangan masa remaja (adolescent growth spurt) – peningkatan pesat pada tinggi dan berat, yang dimulai antara usia 91/2 dan 141/2 (biasanya pada usia 10 tahun) pada anak perempuan, dan antara 101/2 dan 16 tahun(biasanya pada usia 12 atau 13 tahun) pada anak laki-laki. Ledakan pertumbuhan biasanya berlangsung sekitar dua tahun;dan segera setelah masa tersebut berakhir maka anak tersebut mencapai kematangan seksual. Karena ledakan pertumbuhan anak perempuan lebih dini dibandingkan anak laki-laki maka anak perempuan pada usia 12 dan 13 tahun lebih  tinggi , lebih berat, dan lebih kuat dibandingkan anak laki-laki. Dan ketika pertumbuhan mereka meledak, sekali lagi anak laki-laki menjadi lebih besar ketimbang anak perempuan, sebagaimana sebelumnya. Baik  anak laki-laki maupun anak perempuan mencapai tinggi maksimum mereka pada usia 18 tahun.
Ledakan pertumbuhan masa remaja secara praktis memengaruhi dimensi skelet dan muskularnya. Bahkan matapun tumbuh lebih cepat, menyebabkan peningkatan rabun dekat (seperti kasus Anne Frank), masalah yang menyerang sekitar satu per empat anak usia 12 sampai 17 tahun(Gans, 1990). Rahang bawah jadi lebih panjang dan mengeras, raham dan hidung menjadi lebih maju, dan gigi seri menjadi lebih tegak. Karena setiap perubahan ini mengikuti jadwalnya sendiri-sendiri maka bagian dari tubuh menjadi tidak proporsional. Hasilnya adalah tampang lucu para remaja. Anne memerhatikan hal ini pada Peter Van Daan, yang mempunyai pertumbuhan tidak berimbang dan terakselerasi.
Perubahan fisik yang dramatis ini menimbulkan dampak psikologis yang tidak diinginkan. Mayoritas anak muda lebih banyak memerhatikan penampilan mereka ketimbang aspek lain dalam diri mereka, dan banyak diantara mereka yang tidak suka melihat apa yang mereka lihat dicermin.
Anak perempuan memiliki perasaan tidak suka yang lebih tinggi dibandingkan anak laki-laki, merefleksikan penekanan kultural yang lebih besar terhadap atribut fisik wanita (Rosenblum&Lewis, 1999). Anak perempuan, khususnya mereka yang lebih awal perkembangan pubertasnya, cenderung menganggap mereka terlalu gemuk (Richards, Boxer, Petersen, &Albretcht, 1990;swarr & Richards, 1999). Dan citra negative tubuh dapat terkait dengan pengaruh daya Tarik seksual yang sebagaimana yang akan kita saksikan, telah ditemukan dimulai pada usia sedini 9 atau 10 tahun.




·         Seksualitas remaja
ü  Karakteristik Seks Primer dan Sekunder
Karakteristik seks primer adalah organ yang dibutuhkan untuk reprosuksi. Pada wanita organ reprosuksi adalah indung telur (ovaries), tuba falopi, uterus, dan vagina; pada pria, testis, penis, skrotum (kantong kemaluan), gelembung sperma (seminal vesicle), dan kelenjar prostat. Pada masa pubertas semuaorgan ini membesar dan mencapai kematangannya.
Karakteristik seks sekunder
Karakteristik seks sekunder adalah sinyal fisiologis kematangan seksual yang tidak berkaitan langsung dengan organ seks, misalnya payudara wanita dan lebar bahu pada bahu pria. Tanda pertama pubertas pada anak perempuan adalah pertumbuhan payudara dan putingnya membesar dan menonjol keluar, areolae (daerah terpigmen yang mengelilingi puting) membesar dan payudara berbentuk kerucut pada awalnya lalu membulat. Sedangkan laki-laki suara menjadi lebih dalam dikarenakan pertumuhan larink, dan proses respon terhadap produksi hormone pria. Kulit menjadi lebih kasar dan berminyak.
ü  Sinyal Kematangan Seksual : Produksi Sperma dan Menstruasi
Pada pria, tanda utama kematangan seksual adalah produksi sperma. Seorang anak laki-laki kadang bangun tidur dan menemukan noda basah atau mongering disepreinya-sebagai akibat dari nocturnal emission, ejakulasi semen yang tidak disengaja (biasanya disebut sebagai mimpi basah). Mayoritas anak laki-laki remaja mengalami pengeluaran ini, terkadang berkaitan dengan mimpi erotis.
Isyarat utama kematangan seksual anak perempuan adalah menstruasi, pelepasan bulanan jaringan dari dinding Rahim-yang disebut oleh Anne sebagai “swert secret”nya. Menstruasi pertama dinamakan Menarche terjadi pada fase akhir dari urutan perkembangan wanita dan mengindikasikan bahwa ovulasi tersebut telah terjadi.
Kombinasi dari pengaruh genetic, fisik, emosional, dan lingkungan dapat mempengaruhi jadwal menarche. Nutrisi juga merupakan factor yangpenting. Bahkan walaupun semua factor ini terkontrol, anak perempuan dengan menaerche lebih awal cenderung agresif atau tertekan atau memiliki relasi keluarga yang buruk.(ellis&garber, 200;Graber, Brooks-Gunn, &Warren,1995:Moffitt,Caspi,Belsky,&Silva, 1992:Steinberg. 1988).
Mekanisme dimana hubungan keluarga dapat memengaruhi perkembangan pubertal belum jelas. Satu pendapat menyatakan bahwa pria, seperti beberapa hewan menghasilkan pheromenos, bau kimiawi yang menarik pasangan. Sesuai dengan mekanisme incest-prevention , perkembangan seksual pada anak perempuan yang sangat terpapar oleh pheromenos sang ayah mungkin saja terhambat, seperti yang terjadi dalam hubungan ayah-anak perempuan yang dekat. Disisi lain , jarangnya ketereksposan terhadap phereomenos  pria dewasa yang tidak memiliki hubungan darah, seperti ayah tiri atau pacar sang ibu, bisa mempercepat perkembangan pubertal (Ellis & Garber,2000). Karena ketiadaan sang ayah dan terjadinya pubertal dini diidentifikasii sebagai resiko hubungan seksual bebas dan kehamilan remaja, kehadiran dini sang ayah dan keterlibatan aktifnya penting bagi perkembangan seksual anak perempuan yang sehat (Ellis et al., 1999).
Penjelasan kondisi ini menyatakan bahwa kecenderungan sang ayah terhadap konflik perkawinan dan penelantaran keluarga dan kecenderungan sang anak perempuannya mendapatkan menstruasi lebih dini serta aktivitas seksual sebelum waktunya mungkin berasal dari gen yang sama. Sebuah analisis genetic terhadap 121 pria dan 164 wanita yang tidak saling memiliki hubungan, yang difokuskan kepada variasi androgen receptor (AR) terkait jenis kelamin, yang membawa kromosom x dari ayah yang mengalami situasi tersebut dan dapat ditransmisikan kepada anak perempuan, akan tetapi tidak kepada anak laki-laki. pria dengan alel seperti itu cenderung agresif, impulsive, dan matang secara seksual sebelum waktunya, sedangkan wanita dengan alel yang sama censerung memiliki menarche dini dan mengalami perceraian orang tua serta ketidakhadiran ayah biologis sebelum usia 7 tahun (Comings, Muhleman, Johnson, & MacMurray,2002). Hipotesis ini diuji oleh analisis genetis terhadap ayah yang tidak hadir serta putri biologis mereka.
Efek psikologis masa terjadinya pubertas tergantung bagaimana reamaja tersebut dan orang disekitarnya atu dunianya menginterpretasikan perubahan yang menyertai hal tersebut.
ü  Factor-faktor Risiko dalam perilaku Remaja
Banyak remaja yang secara emosi tidak siap untuk mengatasi pengalaman seksual, khususnya dimasa remaja awal. Aktivitas seksual awal juga berkaitan dengan perilaku berisiko lainnya seperti penggunaan obat terlarang, kenakalan remaja, dan masalah- masalah disekolah(Dryfoos&Barkin,2006).
ü  Penggunaan kontrasepsi
Aktivitas seksual mengandung risiko apabila tidak disertai perlindungan yang memadai. Remaja menghadapi dua macam risiko yaitu kehamilan yang tidak disengaja atau tidak diinginkan dan terkena infeksi yang ditularkan secara seksual. Risiko ini dapat dikurangi secara signifikan jika menggunakan alat kotrasepsi.
ü  Infeksi yang ditularkan secara seksual
Alat kontrasepsi tidak bisa melindungi dari infeksi yang ditularkan secara seksual atau STI. Infeksi yang ditularkan secara seksual terutama ditularkan melalui kontak seksual termasuk kontak genital-oral dan kontak genital-anal. STI yang yang sangat tersebar luas adalah chlamydia.


ü  Kehamilan pada remaja
Amerika menjadi salah satu Negara yang memiliki rata-rata tertinggi dalam hal kehamilan dan melahirkan diantara Negara industri. Anak perempuan yang dilahirkan dari seorang remaja cenderung akan menjadi ibu di usia remaja pula dengan kemungkinan 66%(Meade,Kershaw&Ickovics,2008).

·         Isu Mengenai Kesehatan Remaja
KESEHATAN REMAJA
ü  Kebugaran fisik
Latihan kebugaran- atau kurang berlatih kebugaran memengaruhi kesehatan fisik dan mental. Latihan tersebut meningkatkan kekuatan dan stamina, membantu membangun tulang dan otot yang sehat, membantu mengontrol berat tubuh, mengurangi kecemasan dan stress, dan meningkatkan krcayaan diri. Gaya hidup duduk yang terus berlanjut sampai masa dewasa dapat berakibat pada peningkatan risiko obesitas, diabetes, penyakit jantung, dan kanker. ([CDC],2000A;National Institute of Health [NIH]Consensus Development Panel on Physical Activity and Cardiovascular Health, 1996).
Banyak anak laki-laki dan  khususnya perempuan, yang menjadi kurang aktif pada masa remaja. Remaja di AS. Lebih jarang melakukan latihan kebugaran dibandingkan beberapa tahun sebelumnya dan dibandingkan dengan para remaja dinegara industri Barat lainnya. Walaupun demikian, sebagian besar remaja AS mendapatkan latihan kebugaran paling tidak dua jam seminggu(CDC,2000A;Hickman, Robert,& de Matos, 2000)
ü  Kebutuhan tidur
Banyak anak remaja tidak mendapatkan tidur yang cukup. Mereka pergi tidur lebih larut dibandingkan anak yang lebih muda dan pada hari sekolah, mereka harus bangun pagi atau lebih pagi. Padahal seorang remaja awal memerlukan tidur sebanyak masa sebelumnya-sekitar Sembilan jam per malam (Iglowstein,Jenni,Molinari,&Largo,2003). “balas dendam” diakhir minggu juga tidak dapat menebua Jam tidur yang telah hilang. Remaja atau praremaja yang memiliki jadwal tidur tidak regular cenderung sulit tidur atau menjadi penidur disiang hari (Sadeh,Raviv, &Gruber,2000;Scheid,Overpack,Wyatt,&Aszmann,2000;Wolfson&Carskadon,1998).
Remaja yang sulit tidur cenderung menunjukkan simtom depresi, memiliki masalah tidur, dan memiliki prestasi buruk disekolah. Dalam sebuah studi terhadap 3.120 siswa sekolah menengah atas Rhode Island, waktu tidur total menghilang empat puluh sampai empat puluh lima menit antara usia 13 sampai 19 tahun, dan siswa yang tidur lebih sedikit memiliki peringkat yang lebih buruk(Wolfson&Carskadon,1998).

ü  Gangguan Nutrisi dan Makan
Remaja AS, Mengonsumsi makan yang kurang sehat dibandingkan sebagian besar industri Barat. Mereka memakan lebih sedikit buah dan sayuran dan lebih banyak manisan,cokelat,minuman ringan,dan makanan”sampah ” laiinnya, yang berkandung kolesterol, lemak dan kalosri yang tinggi,namun bernutrisi rendah (Vereecken&Maes,2000). Gangguan makan –yang berlebihan makan maupun berlebihan pantangan makan-paling luas tersebar dimasyarakat industri, dimana makan tersedia banyak sedangkan penampilan diukur berdasarkan kelangsingan tubuh (APA,1994;Becker,Grinspoon,Klibanski,&Herzog,1999).
Obesitas. Remaja wanita rata-rata membutuhkan sekitar 2000 kalori setiap hari, sedangkan remaja pria sekitar 2800 kalori. Banyak remaja yang mengonsumsi kalori jauh lebih banyak dari seharusnya dan pada gilirannya mengakumulasikan lemak pada tubuh. Pada saat ini lebih dari 12 persen anak usia 12 sampai 19 tahun mengalami obesitas. Peningkatan obesitas telah ditandai terjadi khususnya diantara Meksiko-Amerika dan remaja kulit hitam non-Hispanik (Ogden, Flegal Carrol,&Johnson,2002).
POLA MAKAN
ü  Citra tubuh dan gangguan makan
Terkadang tekad untuk untuk tidak menjadi gemuk dapat menghasilkan masalah yang lebih parah ditimbang obesitas itu sendiri. Kepedulian terhadap citra tubuh-persepsi seseorang akan penampilannya sendiri –sering kali dimulai pada masa kanak-kanak pertengahan atau lebih awal lagi dan semakin intensif pada masa remaja. Hal tersebut mengarah pada control terhadap berat badan (Davidson & Birch,2001;Screiber et al., Veereecken & Maes, 2000).
Anorexia nervosa dan bulimia nervosa adalah gangguan makan yang mengandung pola makan abnormal. Anorexia nervosa, atau melaparkan diri, berpotensi membahayakan jiwa;kondisi tersebut mungkin disertai dengan iregularitas atau berhentinya menstruasi dan pertumbuhan rambut tubuh yang lembut dan halus. Penderitanya memiliki citra tubuh yang terdistorsi;walaupun mereka melakukan diet secara konstan dan tidak makan, mereka berpikir masih terlalu gemuk. Tiga karakteristik utama pada penderita anorexia nervosa:
1.      Memiliki berat tubuh kurang dari 85% orang yang disebut normal
2.      Memiliki ketakutan yang intens terhadap penambahan berat badan
3.      Memiliki gambaran yang salah mengenai bentuk tubuhnya
Sebagian penderita anorexia adalah remaja perempuan kulit putih atau wanita dewasa muda yang berasal dari keluarga yang berpendidikan baik, berpenghasilan menengah keatas dan berprestasi baik. Mereka menetapkan standar yang tinggi lalu menjadi stress ketika tidak mampu meraih standar yang ditetapkannya. Citra fashion di budaya AS juga memengaruhi terjadinya anorexia nervosa.
Dalam bumilia nervosa, seorang melakukan pesta makan besar-besaran dalam waktu pendek sekitar dua tiga jam dan kemudian mencoba membatalkan pemasukan kalori yang besar dengan memuntahkan dengan sengaja, diet yang ketat atau berpuasa, melakukan latihan fidik yang berlebihan, atau mengonsumsi obat atau suntikan pencahar untuk membersihkan tubuh.
Baru-baru ini American Psychiatric Association secara tentative telah mengidentifikasikan gangguan pesta makan (bringe eating disorder), terdiri dari pesat makan rutin tanpa diikuti puasa, latihan, atau pemuntahan. Sekitar 3 persen wanita dan 0,3 persen pria telah mengembangkan bumilia atau gangguan pesta makan pada suatu waktu dalam hidup mereka, dan lebih banyak lagi yang pesta makan tidak rutin atau episode bulimik (Harvard Medical School,2002b).
Penderita aneroxia, contohnya seperti ia memiliki citra tubuh yang terdistro. Mereka merasa sangat takut akan obesitas sampai mereka memandang diri mereka sendiri gemuk walaupun diri mereka sebenarnya kurus.

ü  Penggunaan dan penyalahgunaan obat terlarang
Penggunaan obat terlarang dikalangan remaja AS. Secara keseluruhan agak menurun dibandingkan tahun 1996 dan 1997 dan dibawah kondisi puncak pada akhir 1970an dan diawal 1980an. Kenaikan pada awal 1990an disertai dengan penurunan persepsi akan bahaya obat terlarang dan pengaruh kuat teman sebaya, akan tetapi tren tersebut pada saat ini mulai berputar balik, termasuk, untuk pertama kalinya pada 1999, penurunan penggunaan crack cocain.
Kecendrungan yang cukup mengkhawatirkan akhir-akhir ini adalah penggunaan obat penawar rasa sakit di kalangan remaja. Dalam survey nasional, terungkap bahwa 9% remaja menyalahgunakan obat batuk agar dapat perasaan ‘melayang’. Mereka mengungkapkan bahwa lemari obat orang tua atau teman mereka sebagai sumber utama untuk memperoleh obat penawar rasa sakit.





ü  Factor risiko penggunaan Obat
·         Buruknya control impuls dan kecenderungan mencari sensasi (yang mungkin memiliki basis biokimia)
·         Pengaruh keluarga (seperti predisposisi genetic terhadap alcohol, penggunaan atau penerimaan terhadap obat terlarang oleh orang tua, praktik pengasuhan yang burukatau tidak konsisten, konflik keluarga atau hubungan keluarga yang buruk).
·         Temperamen tinggi
·         Masalah perilaku berkesinambungan khususnya agresi
·         Kegagalan akademis dan kurangnya komitmen terhadap pendidikan
·         Penolakan teman sebaya
·         Berteman dengan pengguna
·         Alienasi dan sikap pemberontak
·         Sikap yang mendukung pengguaan obat terlarang
·         Iniasi pengguna obat terlarang diusia dini (Hawkin, Catalona,&Miller,1992;Johnson, Hoffman &Gerstein,1996;Masse&Tremblay,1997,1997;USDHHS,1996).
Gerbang obat terlarang.  Alcohol, mariyuana, dan tembakau, tiga obat paling populer dikalangan remaja, terkadang disebut gerbang obat terlarang,sebab pengonsumsinya dapat mengarah kepada penggunaan substansi yang lebih adiktif, seperti kokain dan heroin, anak muda yang merokok, minum, dan menggunakan mariyuana sering kali diasosiasikan dengan teman sebaya yang memperkenalkan mereka kepada obat yang lebih keras ketika usia mereka bertambah. Mariyuana bukan saja menggiring kepada penggunaan  berat dalam jangka yang panjang dapat merusak ingatan dan perhatian (Solowij et al.,2002)
Pengasuhan otoriter dapat membantu anak muda untuk menginternalisasikan standar yang dapat melindunginya dari pengaruh teman sebaya (Collins et al,.2000). diantara 500 anak tingkat ke tujuh dank e sebelas,siswa dengan teman dekat seorang pemakai jarang melaporkan peningkatan penggunaan obat apabila mereka melihat orang tua mereka sangat otoritatif (Mounts&Steinsberg,1995).
Diperlukan perhatian khuus pada remaja yang mulai menggunakan obat terlarang di awal masa remajanya. Sebuah studi longitudinal terhadap individu berusia 8-42 tahun menemukn bahwa apabila seorang mulai minum minuman keras di usia dini maka akan meningkatkan resiko menjadi peminum berat di usia paruh baya.
Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam upaya pencegahan penyalahgunaan obat-obatan terlarang pada remaja.
ü  Depresi
Penyebaran depresi meningkat sepanjang masa remaja. Dipeerkirakan sekitar 2persen anak anak dan 8,3 persen remaja menderita depresi berat pada saat ini (USDHHS,1999c), dan 15sampai 20 persen pernah mengalami hal tersebut pada suatu waktu dalam masa remaja mereka(Petersen et al.,1993). Remaja wanita, terutama yang baru mencapai kematangan seperti wanita dewasa-merupakan  subjek depresi(Birmaher et al.,1996;Ge, Conger,& Elder, 2001;Stice&Bearman,2001)
ü  Kematian pada masa remaja
Frekuensi kecelakan mobil, penembakan, dan bunuh diri pada kelompok usia dini merefleksikan kultural kekerasan sekaligus kadangkala pengalaman dan ketidakmatangan remaja,yang kerap kali mengarah kepada pengambilan resiko dan ketidakpedulian akan akibat perbuatannya.
Kematian akibat kecelakaan motor dan senjata api.tabrakan kendaraan bermotor merupakan penyebab utama kematian dikalangan remaja; kondisi tersebut bertanggung jawab terhadap lebih dari sepertiga kematian anak usia 15 sampai 19 tahun(CDC,1999). Tabrakan menjadi lebih fatal ketika pengemudi usia 16-17 tahun membawa penumpang mungkin karena remaja cenderung menyetir gila-gilaan dihadapan teman-temannya(Chen, Baaker, Braver,& Li, 2000).
Kematian anak usia 15-19 tahun yang berkaitan dengan senjata api (termasuk pembunuhan,bunuh diri, dan kematian tidak disengaja)jauh lebih sering di AS dibandingkan akibat cedera dan lebih dari 85 persen seluruh kasus pembunuhan. Senjata api adalah pembunuh nomor satu anak muda Afro Amerika, alasan utama angka statistic yang suram ini adalah mudahnya mendpatkan senjata api di AS.
Bunuh diri.ketersediaan senjata api dirumah juga merupakan factor utama bunuh diri remaja, yang meningkat 11 persen dikalangan anak usia 15 sampai 19 tahun dan lebih dari dua kali lipat dikalangan anak usia 10 sampai 14 tahun antara tahun 1980-1997.(CDC,2002b). anak laki-laki pada usia ini enak kali lebih cenderung menghabisi nyawanya sendiri dibandingkan perempuan. Walaupun bunuh diri memengaruhi semua kelompok etnis, anak laki-laki suku asli amerika memiliki tingkat tertinggi dan wanita AfroAmerika terendah. Remaja juga memiliki tingkat depresi yang tinggi juga memiliki tingkat bunuh diri dan percobaan bunuh diri yang tinggi(AAP Comitte on Adoloncence 2000;Remafedi, French, Story, Resnick,&Blum, 1998).

PERKEMBANGAN KOGNITIF REMAJA
TEORI PIAGET
Tahap Operasional Formal menurut Piaget, terjadi pada remaja usia 11 tahun. Ketika para remaja mengembangkan kemampuan berpikir abstrak, idealis, logis dan memiliki cara baru yang lebih fleksibel untuk mengolah informasi. Orang-orang yang berada di tahap operasional formal dapat mengintegrasikan apa yang telah dipelajari dengan tantangan dan membuat rencana untuk masa depan. Kemampuan berpikir abstrak juga memiliki implikasi emosional. Remaja menjadi lebih mampu berpikir secara hipotesis-deduktif, yaitu kemampuan kognitif untuk mengembangkan hipotesis-hipotesis atau dugaan terbaikmengenai cara memecahkan masalah seperti perhitungan aljabar.
Teori Piaget di bidang psikologi sangat berpengaruh terutama terhadap pendidikan. Teorinya menunjukkan pendekatan investigasi yang tidak terhitung banyaknya. Walaupun Piaget menggambarkan tahap operasional formal sebagai puncak pencapaian kognitif, riset lain mengatakan bahwa perubahan perkembangan kognitif terus berlanjut hingga dewasa. Teori Piaget mungkin tidak memberikan penekanan yang cukup terhadap kematangan kecerdasan tersebut seperti pengalaman dan intuisi manusia untuk menghadapi dunia.
EGNOSENTRISME REMAJA
Terjadinya peningkatan kesadaran diri remaja yang terdiri dari dua bagian :
A.        Audiens Imajiner 
Merupakan fase dimana remaja merasa yakin bahwa orang lain tertarik kepadanya seperti ia tertarik pada dirinya sendiri. Termasuk juga tingkahlaku dimana seorang remaja ingin menjadi pusat perhatian dan merasa berada “di panggung”. Contoh, anak smp yang berjalan didepan kelas menuju bangkunya merasa dan mengkhayati bahwa semua mata tertuju padanya karena wajahnya penuh bercak, hal ini merupakan bagian dari penghayatan bahwa mereka berada “di Panggung” di awal remaja dengan meyakini bahwa ialah aktor utama sementara orang lain adalah penontonnya.
B.        Fabel Pribadi
Menurut Elkind Fabel Pribadi (personal fable) adalah bagian dari egosentrisme remaja yang mengandung bahwa dirinya unik dan tidak terkalahkan. Sebagai contoh, Nina, usia 13 tahun mengatakan ini tentang dirinya sendiri: “tak ada seorangpun yang memahami diriku, khusunya orangtuaku. Mereka sama sekali tidak memahami perasaanku” (Life-Span Development perkembangan masa-hidup edisi ketigabelas jilid I hlm 424).  Keyakinan bahwa diri mereka unik sehingga tak ada seorang pun yang dapat memahaminya karena unik adalah keahlian remaja dalam menghayati bahwa kehidupannya adalah kisaah yang penuh dengan fantasi. Fable pribadi biasa muncul pada buku harian remaja.
Pada masa remaja juga terjadi anggapan bahwa diri mereka kuat dan tak terkalahkan. Rasa tidak terkalahkan ini dapat membuat remaja yakin bahwa mereka kebal terhadap segala marabahaya dan bencana. Sehingga remaja kerap kali menempatkan dirinya pada posisi yang berbahaya seperti, balapan liar, bonceng tiga, menggunakan obat terlarang dan melakukan hubungan badan tanpa alat kontrasepsi. Meski demikian, beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa alih – alih merasa dirinya kuat, remaja cenderung melihat dirinya rapuh untuk mengalami kematian diri. (Bruine de Bruin, Parker & Fishchholf, 2007; Fischhoff dkk. 2010; Reyna & Rivers, 2008).
PEMROSESAN INFORMASI
Perubahan dalam pemrosesan informasi pada masa remaja berpusat pada meningkatnya fungsi eksekutif yang mencakup berkembangnya kemampuan dalam mengambil keputusan dan berpikir kritis. Selain itu, terjadi peningkatan kognitif seperti penalaran, mampu menentukan bagaimana memberikan perhatian.
A.        Mengambil Keputusan
Berdasarkan hasil penelitian remaja yang lebih tua lebih kompeten dibandingkan remaja muda dan remaja muda lebih kompeten dibandingkan anak – anak dalam memutuskan sesuatu. Remaja muda cenderung lebih menghasilkan berbagai pendapat yang berbeda, menelaah sebuah situasi berdasarkan berbagai perpektif, mengantisipasi konsekuensi dari keputusan, seta mempertimbangkan kredibilitas sumber.
Emosi seringkali turut serta dalam mengambil keputusan, misalnya remaja yang sedang dalam kondisi emosi tidak stabil lebih riskan dalam mengambil keputusan yang beresiko dibanding remaja yang dalam kondisi tenang sehingga keputusan yang diambil akan lebih bijaksana.
Keadaan lingkungan sekitar juga berperan penting dalam pengambilan keputusan remaja. Seperti misalnya tindakan beresiko yang dilakukan seorang remaja biasanya terjadi karena tindakan tersebut sudah umum dilakukan bahkan oleh teman sebayanya sendiri. Dalam hal ini teman sebaya cenderung turut serta dalam mengambil keputusan pada remaja.
Model proses – ganda (dual process model) menyatkan bahwa pengambilan keputusan dipengaruhi oleh dua sistem kognitif analitis dan pengalaman yang saling berkompetisi. Model proses – ganda ini menekankan bahwa sistem pengalamanlah yang memonitor dan mengelola pengalaman actual yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan remaja. Bukan sistem analitis. Dalam pandangan ini. Keterlibatan remaja dalam analisis kognitif tingkat tinggi yang reflektif dan mendetail mengenai suatu keputusan tidak akan bermanfaat, terutama dalam dunia nyata dan beresiko tinggi. Maka dari itu remaja hanya perlu mengetahui bahwa terdapat beberapa situasi yang sangat berbahaya sehingga harus mereka hindari bagaimanapun caranya (Mills, Reyna & Estrada, 2008). Meskipun demikian beberapa ahli kognisi remaja berpendapat dalam beberapa kasus remaja dapat mengambil manfaat dari sistem analisis dan pengalaman (Kuhn, 2009).
Hal yang tepat untuk membantu remaja dalam pengambilan keputusan adalah dengan banyak melibatkan mereka dalam bermain peran dan libatkan pengambilan keputusan Bersama dengan teman sebaya.
B.        Berpikir Kritis
Masa remaja merupakan masa transisi yang penting dalam perkembangan berpikir kritis. Berpikir kritis meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Self service juga masih banyak dilakukan pada remaja pada penalarannya. Hal yang perlu diterapkan untuk mengembangkan berpikir kritis bisa dibiasakan sejak kanak – kanak (keterampilan literasi dan matematika). Remaja yang kurang mengembangkan keterampilan tersebut cenderung kurang memilki potensi berpikir kritis dibandingkan teman seusianya. Perubahan kognitif pada masa remaja mencakup meningkatnya kecepatan, otomatisasi dan kapasitas dalam memroses informasi. Hal ini mampu meluaskan pemanfaatan tujuan tujuan lain seperti pengetahuan luas diberbagai bidang dan spontan dalam mengaplikasikan atau memperoleh pengetahuan seperti perencanaan, mempertimbangkan berbagai alternative dan pengawan kognitif.

TRANSISI DARI SEKOLAH DASAR KE SEKOLAH MENENGAH
Masa transisi menuju sekolah menengah pertama terjadi bersmn dengan adany perubahan perkembangan lainnya. Perubahan ini mencangkup pubertas dan citra tubuh; munculnya pemikiran operasional formal; meningkatnya rasa tanggung jawab dan menurunnya ketergantungan pada orang tua. Selain itu, siswa mengalami fenomena top-dog, yaitu perubahan dari siswa yang paling tua, paling besar, paling kuat di sekolah dasar menjadi siswa yang paling muda, paling kecil dan paling lemah di sekolah menengah pertama.
Transisi ini juga memiliki aspek positif pada siswa, salah satunya mereka meraa lebih berkembang dan menikmati kemandirian dari pengawasan orang tua secara langsung. Secara intelektual, mereka merasa akan lebih tertantang oleh tugas-tugas akademik.

Sekolah yang Efektif Untuk Remaja Awal
Sekolah menengah pertama seharusnya memberikan aktivitas yang dapat menampung berbagai perbedaan individual dalam hal perkembangan biologis dan fisiologis pada remaja. Sehingga sekolah yang memiliki guru fleksibel dan dapat membantu siswa melalui sejumlah program agar dapat menjaga kesehatan dan kebugarannya, dan memberikan layanan kesehatan bagi siswa yang membutuhkan.



Sekolah Menengah Atas
Di pertengahan abad ke-20 terjadi penurunan jumlah siswa yang putus sekolah menengah atas. Terdapat berbagai factor yang menyebabkan para siswa ini putus sekolah, beberapa dari mereka mengatakan alasan terkait sekolah, beberapa lagi dengan alas an ekonomi. Menurut penelitian, program paling efektif yang dapat menekan angka putus sekolah dapat berupa tutoring, penyediaan program membaca awal, konseling, dan mentoring. Melibatkan siswa dengan sekolahnya menggunakan cara yang positif merupakan strategi penting untuk mengurangi jumlah siswa putus sekolah.

Aktivitas Ekstrakurikuler
Aktivitas ekstrakurikuler ini memiliki pengaruh yang cukup besar. Aktivitas ekstrakurikuler yang berkualitas tinggi dapat mendukung perkembangan remaja mencakup mentor dewasa yang kompeten dan suportif, meningkatkan keterlibatan di sekolah, aktivitas yang menantang dan dapat meningkatkan ketrampilan.

Service Learning
Merupakan suatu bentuk pendidikan yang memiliki tujuan untuk mengembangkan rasa  bertanggung jawab di lingkungan sosial dan layanan pada masyarakat. Peneliti telah menemukan bahwa service learning dapat memberikan sejumlah keuntungan kepada para siswa seperti meningkatnya nilai, penetapan tujuan, serta harga diri.


DAFTAR PUSTAKA
Santrock, john. 2011. Life- Span Development . Erlangga
Papalia, Diane. Sally Wendko. Ruth Duskin Feldman. Human Development(psikologi perkembangan). 2008. Jakarta . Prenada Media Group.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Psikologi Belajar Matematika {Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran matematika}

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar Matematika Faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa meliputi faktor kesiapan, faktor kognitif siswa, faktor motivasi dan faktor desain pembelajaran. Keempatnya saling berkaitan dan secara bersama-sama mendukung proses belajar matematika siswa. Berikut ini akan dijelaskan dengan uraian-uraiannya dan runtut beserta contoh-contoh pembelajaran matematika. Empat faktor tersebut antara lain: 1.         Faktor kesiapan belajar Faktor yang mempengaruhi proses belajar matematika adalah faktor kesiapan belajar. Menurut Slameto (2003: 113) mengemukakan kesiapan belajar adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban didalam cara tertentu terhadap situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh atau kecenderungan untuk memberi respon. Kondisi yang dimaksud adalah kondisi fi...

RANGKUMAN MATERI OTONOMI DAERAH

Otonomi Daerah ·          Otonomi pada dasarnya berarti Pemerintahan sendiri ( KBBI ) ·          Daerah pada dasarnya berarti lingkungan pemerintah; wilayah meliputi kabupaten (provinsi, negara, dan sebagainya). ·          Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. ·          Konsep Otonomi Daerah, terdiri dari 7 poin dimana Pelaksanaan Otonomi daerah harus; (menurut UU no. 22 tahun 1999) 1.       dilaksanakan dengan memperhatikan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan serta potensii dan keanekaragaman daerah. 2.       diadasarkan pada otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab. 3.     ...

RANGKUMAN MATERI PEMILU

·          Pemilihan umum  (disingkat  Pemilu ) adalah memilih seseorang untuk mengisi jabatan politik tertentu.. ·          Pemilihan kepala daerah ( Pilkada  atau  Pemilukada ) dilakukan secara langsung oleh penduduk daerah administratif setempat yang memenuhi syarat Norma dalam sosiologi adalah seluruh kaidah dan peraturan yang diterapkan melalui lingkungan sosialnya. ·          Partai politik  adalah organisasi politik yang menjalani ideologi tertentu atau dibentuk dengan tujuan umum. ·          Representasi adalah sebuah proses ataupun keadaan yang ditempatkan suatu perwakilan terhadap suatu sikap/perbuatan dari sekelompok orang di dalam sebuah lingkungan. ·          Pemilu Legislatif adalah pemilihan untuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan P...